Sosialisasi & Edukasi untuk Penguatan Tim Pengelola di Tingkat Kabupaten dan Desa

16 November 2016


Wapres

Setelah melalui beberapa tahapan terkait ujicoba program listrik bagi masyarakat miksin, selanjutnya Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) melakukan tahapan sosialisasi dan edukasi kepada perangkat desa di tiga desa yang diadakan di Bappeda dan dilanjutkan di masing-masing desa kepada 283 Rumah Tangga Penerima Manfaat pada 8-11 November 2016.

Kegiatan ini dihadiri oleh perangkat desa (kepala desa, kepala urusan terkait, tokoh masyarakat) dari masing-masing desa, Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Camat, perwakilan dari Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), perwakilan dari PMD, Yayasan Besi Pae, dan Kopernik.

Regi Wahono, Koordinator Program Kemitraan dengan Sektor Swasta dan Masyarakat, TNP2K, dalam pertemuan siang itu menyampaikan bahwa dari target awal 283 Rumah Tangga Penerima Manfaat didapat hasil dari verifikasi yaitu 230 Rumah Tangga (RT) langsung ditetapkan sebagai rumah tangga penerima manfaat dengan rincian sebagai berikut: Naileu (61 RT), Kusi Utara (21 RT) dan Oemaman (148 RT), sisanya sebanyak 53 RT ditetapkan melalui musyawarah bersama Kepala Desa, Ketua BPD dan tokoh masyarakat dari masing-masing desa.

Melalu forum ini terbentuk tim pengelola tingkat kabupaten dan desa; adanya kesepakatan antara masyarakat desa (penerima manfaat) dengan tim pengelola tingkat desa mengenai mekanisme dan pengelolaan keuangan sebagai modal operasi tim pengelola; dan kesepakatan pengalokasian dana desa untuk rumah tangga yang tidak mendapatkan solar system dari program ini. Selain itu untuk kedepannya akan diberikan pendampingan secara intensif sekaligus pelatihan bagi tim pengelola desa termasuk untuk menjadi agen garansi dan penjualan.

Nonie Kaban, Program Director Kopernik yang hadir dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa pihaknya sangat beruntung dapat terlibat langsung dalam program listrik bagi masyarakat miskin ini. Nonie juga menyadari bahwa keberadaan teknologi-teknologi sederhana tersebut belum menjangkau masyarakat terpencil yang sangat membutuhkan."Dengan adanya program yang digagas TNP2K ini, Kopernik berharap dapat membantu lebih banyak masyarakat untuk mengakses salah satu kebutuhan dasar yaitu listrik," ujar Nonie. Dalam kegiatan ini tim dari Kopernik juga menyampaikan cara instalasi Solar Home System (SHS), serta pemeliharaan SHS agar senantiasa berfungsi secara baik dan maksimal.

Pada kegiatan ini pula secara bersamaan sudah mulai dilakukan instalasi di beberapa rumah penerima manfaat (6 RT di desa Oemaman, 5 RT di Kusi Utara dan 27 RT di Naileu) oleh Yayasan Besi Pae dan Kopernik dan selanjutnya secara bertahap akan terus dilakukan hingga akhir minggu ini.


Anak-anak dari keluarga Bapak Tanesab yang pada malam hari menggunakan pelita


Ibu Tanesab dapat melanjutkan menenun di malam hari setelah mendapatkan lampu tenaga surya

Program listrik di TTS pemanfaat terbesar adalah Ibu dan anak-anak. Sebagian besar ibu-ibu di sana bekerja sebagai penenun, yang rata-rata untuk menyelesaikan 1 kain memerlukan waktu selama 4 bulan. Pagi hari para Ibu menyiapkan bekal untuk suami yang akan pergi ke ladang, tak jarang juga Ibu ikut membantu berladang sehingga tenun baru dapat dikerjakan siang hingga sore hari. Dengan adanya listrik, para Ibu dapat menyelesaikan tenunan dalam waktu 2 bulan karena dapat melanjutkan bekerja hingga malam hari, produktivitas meningkat. Anak-anak pun dapat belajar di malam hari sehingga meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.