Knowledge Sharing: Pencatatan Tunggal dalam Program Perlindungan Sosial

09 May 2016


Wapres

Sejumlah temuan menunjukkan, banyak negara berkembang yang tertarik untuk menghubungkan skema individu dalam sistem pengelolaan informasi (management information systems- MIS) dengan pengelolaan MIS terpadu di tingkat nasional—yang kemudian dikenal sebagai pencatatan tunggal atau single registry.

Kendali utama dalam pencatatan tunggal ini terutama didorong dengan adanya kebutuhan untuk dilakukannya harmonisasi dan koordinasi dalam sektor perlindungan sosial. Pemanfaatan teknologi yang sepadan dan sejalan dengan kondisi setempat dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi proses pelaksanaan dalam sistem program perlindungan sosial.

Ada dua hal yang menjadi alasan pentingnya keterpaduan dalam pencatatan tunggal, dilihat dari sisi tujuan kebijakan dan juga tujuan operasional. Di sisi kebijakan, integrasi tersebut akan mendorong transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan program. Selain itu juga dapat menyokong kebijakan pelengkap dalam kerangka institusi seperti unifikasi sistem pembayaran sosial.

Dari sisi operasional, keterpaduan ini akan menciptakan kemudahan dalam pemantauan dan menghindari adanya pemberian ganda kepada keluarga penerima bantuan. Sehingga pada akhirnya, memungkinkan dilakukannya pengecekan secara detail siapa penerima bantuan dan bantuan apa yang telah disalurkan.

Sejumlah hal tersebut menjadi pokok bahasan dalam sesi rutin knowledge sharing yang diadakan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), pada 28/04/2016 dengan tema “Key Factors to Consider in Establishing Single Registry”. Sesi ini dipandu oleh Richard Chirchir, Spesialis MIS Senior di Development Pathways yang merupakan pakar MIS berpengalaman profesional lebih dari 14 tahun di bidangnya.

Richard menjelaskan, “pencatatan tunggal, atau single registry merupakan sistem yang dapat memberikan informasi tentang siapa, apa, di mana, kapan dan apa yang diterima oleh penerima bantuan dalam program perlindungan sosial," jelasnya.

Dalam paparannya, Richard juga menjelaskan mengenai pembelajaran pencatatan tunggal di sejumlah negara di Afrika dan Asia, termasuk SAGE MIS di Uganda dan program perlindungan sosial di Kenya, Program Dukungan Pendapatan Benazir di Pakistan yang merupakan salah satu skema perlindungan sosial di dunia, Pengembangan MIS di Seychelles, Laos, dan Zambia serta mengembangkan MIS untuk skema pemberian dana tunai di Liberia, Ethiopia, Zimbabwe dan Malawi.

Materi paparan acara ini dapat diunduh di sini.