Maternity protection is a form of protection for women to remain able to work without reducing the welfare of themselves and their children and family
Developing A Comprehensive, Inclusive, and Adaptive Social Protection System for All in Indonesia
27 November 2020
Semenjak kasus pandemi Covid-19 masuk di Indonesia, banyak sekali dampak dan permasalahan yang muncul, khususnya pada sektor kesehatan dan ekonomi. Dalam menghadapi pandemi Covid-19, diperlukan sebuah sistem pengetahuan yang mumpuni serta berbagai tawaran alternatif untuk keluar dari permasalahan global yang terjadi. Dalam situasi dan kondisi demikian, diharapakan pengelolaan pengetahuan dapat memberikan peran lebih untuk menyumbangkan sebuah opsi-opsi guna mendukung masa pemulihan pandemi Covid 19 ini.
Untuk merealisaikan harapan-harapan tersebut, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mengadakan webinar bertema “Pengelolaan Pengetahuan dalam Pemulihan Ekonomi dan Transformasi Nasional Covid-19”. Webinar ini dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom, pada 19 November 2020. Acara ini dipandu oleh Dalyono, Kepala Bidang Program Analisis Kebijakan Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral (PKPPIM) Badan Kebijakan Fiskal (BKF).
Acara ini dibuka oleh Dian Lestari selaku Kepala Pusat PKPPIM BKF. Beliau mengatakan, sejak pandemi, pengelolaan produk pengetahuan mengalami transformasi. Sekarang, mayoritas proses pengelolaan pengetahuan dilakukan secara daring.
Gambar 1. Paparan dari Rissalwan Habdy Lubis, Team Leader Knowledge Management Unit TNP2K
Sumber: TNP2K, 2020
Hal ini dibenarkan oleh Team Leader Knowledge Management Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Rissalwan Habdy Lubis. Beliau menjelaskan bagaimana transformasi proses pengelolaan pengetahuan yang ada di TNP2K itu terjadi. Kini, TNP2K mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan internet sebagai wadah diseminasi pengetahuan. “Untuk produk pengetahuan, semuanya yang sebelumnya dicetak di atas kertas, kini diterbitkan online,” ungkap Rissalwan.
Selain itu, dalam menghadapi pandemi, Rissalwan mengatakan bahwa proses produksi dan diseminasi di TNP2K lebih berfokus pada upaya respon dan penanggulangan dampak dari wabah Covid-19. Ada banyak jenis produk pengetahuan di TNP2K, seperti buku, ringkasan kebijakan, kertas kerja, infografis, media audio visual, buletin, dan TNP2K Series. Produk pengetahuan ini diharapkan dapat berkontribusi dalam penanganan kemiskinan, khususnya di masa Covid-19.
Setelah materi dari Rissalwan, Team Leader Knowledge Sector Inisiative (KSI) Jana Hertz menyampaikan pengalamannya saat berada di KSI. Dalam menghadapi Covid-19, KSI menyediakan platform yang memfasilitasi penggunanya dalam berdialog terkait kebijakan dan isu-isu terkini, yaitu KSIxChange dan KSI4RDI. Platform ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan membantu pemerintah dalam pengambilan kebijakan.
Acara ini juga dihadiri pula oleh Analis Muda BKF Anggi Novianti. Ia mengatakan bahwa sebelum pandemi terjadi, banyak orang yang meremehkan penyakit Covid-19. Peremehan ini terjadi karena pengetahuan terkait penyakit ini sangat rendah. Oleh karena itu, perlu cara untuk menyebarkan pengetahuan tersebut. Ada banyak cara dalam menyebarkan pengetahuan, salah satunya melelaui buku. Ia mencontohkan buku yang ia tulis bersama rekan-rekannya sebagai cara dalam menyebarkan pengetahuan, yaitu buku yang berjudul “Covid-19: Catatan Linimasa Para Analis Muda”.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dari para peserta webinar. Salah satu peserta menanyakan mengenai bagaimana cara menyampaikan pengetahuan dengan baik kepada publik. Rissalwan mengatakan bahwa sebelum menyampaikan pengetahuan, kita harus mengetahui dulu siapa targetnya. Hal ini dikarenakan setiap target memiliki kecocokan yang berbeda mengenai bagaimana cara suatu pengetahuan disampaikan. “Jika kamu ingin menangkap ikan, berpikirlah seperti ikan,” ungkap Rissalwan. (KM)