Maternity protection is a form of protection for women to remain able to work without reducing the welfare of themselves and their children and family
Developing A Comprehensive, Inclusive, and Adaptive Social Protection System for All in Indonesia
10 November 2017
Setelah menyelesaikan ujicoba tahap awal di 5 desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Sekretariat TNP2K bersama Pemerintah Kabupaten TTS, Lazis Muhammadiyah (Lazismu), Yayasan Gotong Royong Fund (GRF), Yayasan Besipae sebagai para mitra utama bersepakat untuk melanjutkan kerjasama untuk perluasan wilayah ujicoba.
Melalui GRF, TNP2K menggandeng Bank Artha Graha dalam perluasan ujicoba ini, yang akan mengkombinasikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke dalam program listrik bagi masyarakat miskin sebagai pendukung komponen pemberdayaan ekonomi masyarakat desa sasaran.
Untuk melanjutkan kerjasama, TNP2K bersama dengan para mitra menandatangani perpanjangan nota kesepakatan pada Kamis 9 November di kantor TNP2K Kebon Sirih Jakarta Pusat.
Saat ini ada sekitar 1,6 juta rumah tangga miskin dan tidak mampu serta 12 ribu desa di Indonesia yang belum menikmati sambungan listrik. Keadaan ini menimbulkan ketimpangan dan menyulitkan upaya penanggulangan kemiskinan yang tengah dilakukan oleh pemerintah.
Menghadapi keadaan tersebut, TNP2K mengembangkan program elektrifikasi untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan dengan menggandeng pihak swasta dan masyarakat. Kemitraan ini dilakukan dengan harapan untuk semakin mempercepat dan memperluas akses masyarakat miskin kepada energi listrik.
Dalam sambutannya Sekretaris Eksekutif TNP2K Bambang Widianto yang telah meninjau pelaksanaan program secara langsung di lapangan menyambut gembira terlaksananya kemitraan ini, dan mendorong semua pihak untuk berkomitmen dalam melanjutkan program ini agar dapat menjadi model dan contoh oleh berbagai pihak terkait dalam menanggulangi kemiskinan.
Bupati TTS Paulus Victor Rolland Mella menyatakan terima kasih atas pelaksanaan program bantuan listrik tenaga surya ini, “Banyak yang merasa sangat terbantu dengan adanya program ini. Sejak Indonesia merdeka mereka belum pernah merasakan keberadaan penerangan di malam hari. Dengan adanya penerangan di malam hari, sekarang mereka menjadi lebih produktif dan pendapatan juga mulai meningkat,” jelasnya.
Ketua Yayasan Artha Graha Peduli Indra S. Budianto beranggapan program bantuan listrik tenaga surya untuk masyarakat miskin ini sesuai dengan tujuan dari upaya yayasan untuk memberdayakan masyarakat, “Kami gembira jika masyarakat bisa lebih produktif dengan pelaksanaan program ini. Kami juga berharap kedepannya jumlah penerima manfaat bisa lebih banyak serta modalitas bantuan bisa beragam seperti pengadaan energi biogas dan sebagainya,” tutur Indra.
Sementara itu wakil dari Lazizmu dan GRF menyatakan komitmen mereka untuk keberlanjutan dan pengembangan program bantuan akses energi untuk masyarakat miskin di masa datang.
Pada bulan Desember 2017 akan dilakukan peluncuran perluasan wilayah uji coba menjadi 11 desa di empat kecamatan kabupaten TTS.