Maternity protection is a form of protection for women to remain able to work without reducing the welfare of themselves and their children and family
Developing A Comprehensive, Inclusive, and Adaptive Social Protection System for All in Indonesia
11 May 2020
Wabah covid 19 yang saat ini yang merupakan bagian dari pandemi global, telah memberikan dampak multi-sektor terhadap Indonesia, mulai dari sektor kesehatan hingga ekonomi. Perlu ada respon yang efektif dan juga kerjasama yang baik dari pemerintah, akademisi, hingga masyarakat luas dalam menghadapi keadaan ini. Pada Sabtu, 9 Mei 2020, TNP2K menggelar Webinar yang berjudul “Model Penanganan Kemiskinan di Aceh pada Masa Pandemi COVID-19”.
Webinar ini mengundang akademisi dari Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) yaitu Muhammad Ilhamsyah Siregar, S.E., M.A, dan kepala sekretariat TKP2K Aceh yaitu Dr. Hasrati Ali, S.E., M.M. Kegiatan ini membahas perspektif dan upaya pemerintah daerah dan universitas dalam rangka penanganan dampak kemiskinan di daerah sebagai akibat dari pandemi covid 19, khususnya di Aceh.
Kegiatan ini sebenarnya adalah tindak lanjut dari rangkaian kegiatan knowledge-hub dengan perguruan tinggi yang salah satunya adalah dengan UNSYIAH. Pada pertengahan tahun 2019, TNP2K telah melakukan inisiasi kegiatan kolaboratif bersama dengan UNSYIAH dan TKP2K Aceh berlokasi di kampus UNSYIAH. Dalam kegiatan tersebut, TNP2K telah menyerahkan sejumlah koleksi produk pengetahuan yang diproduksi oleh TNP2K, untuk dapat dimanfaatkan oleh kalangan akademisi dan pemerintah daerah di Aceh.
Webinar TNP2K "Model Penanganan Kemiskinan di Aceh Pada Masa Pandemi COVID-19"
Sumber: TNP2K Knowledge Management Unit
Kegiatan ini dibuka oleh paparan dari Dr. Hasrati yang menjelaskan mengenai bagaimana perkembangan kasus covid 19 di Aceh serta dampaknya bagi masarakat Aceh. Menurutnya, kebijakan PSBB di Aceh memberikan dampak ekonomi yang sangat signifikan dan menaikkan jumlah orang miskin yang mebutuhkan bantuan. Hal senada juga disampaikan oleh M. Ilham, bahwa pandemi covid 19 ini merupakan pemantik kenaikan jumlah kemiskinan setelah krisis tahun 1998 lalu.
Ia juga menjelaskan bahwa Aceh termasuk daerah yang memiliki jumlah penduduk miskin dan rentan tertinggi di Indonesia sehingga diperlukan langkah strategis dalam menurunkan angka kemiskinan khususnya pada wilayah kantong kemiskinan, dan memperkuat serta memastikan bahwa seluruh program yang telah berjalan berlangsung dengan efektif. Dalam merespon keadaan krisis dampak dari pandemi ini, Dr Hasrati menjelaskan bahwa TKP2K Aceh sudah berupaya melakukan pemadanan data target intervensi berdasarkan DTKS dan juga turun lapangan untuk memvalidasi data sehingga pemerintah dapat memberikan bantuan yang tepat sasaran dan tidak tumpang tindih.
Selain terdapat dua narasumber, pada webinar ini dihadirkan seorang pembahas dari unit advokasi TNP2K, yaitu Arif Tasrif. Menanggapi apa yang disampaikan oleh dua narasumber sebelumnya, Arif mengatakan bahwa saat ini diperlukan pergerakan yang cepat untuk melindungi kesejahteraan masyarakat, dalam situasi seperti ini local wisdom sangat dibutuhkan dibandingkan dengan kriteria yang bersifat rigid dan mengikat sehingga bantuan dapat tersalurkan dengan cepat dan tepat sasaran. Selain itu, manajemen pelaksanaan yang efektif dan efisien juga penting untuk diperhatikan selain manajemen ketepatan sasaran.
Webinar yang digelar ini merupakan acara webinar serial yang nantinya akan dilaksanakan kembali oleh TNP2K pada waktu mendatang untuk mengkaji permasalahan Covid 19 ini. Peserta yang hadir pada Webinar ini tersebar dari berbagai elemen mulai dari mahasiswa, advokat, akademisi, hingga praktisi berjumlah total 36 orang. Selain peserta yang didominasi dari wilayah Aceh sendiri, terdapat juga peserta dari Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, dan Yogyakarta. Webinar berjalan dengan sukses dan penuh antusias dari para peserta yang juga aktif bertanya pada sesi Q&A. (LRP/RHL)