Rethinking Inequality, Human Resources and Welfare After the Covid-19 Pandemic

13 September 2022


Wapres

Gambar 1. Narasumber dan Moderator dalam Sesi Knowledge Sharing "Memikirkan Kembali Ketimpangan, Sumber Daya Manusia,
dan Kesejahteraan Pasca Pandemi COVID-19"
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

Pasca pandemi Covid-19, negara-negara menghadapi tantangan pemulihan ekonomi. Selama pandemi, angka kemiskinan dan kerentanan terus meningkat, sumber daya manusia memburuk dan kesejahteraan mengalami penurunan. Situasi ini merupakan salah satu pendorong diselenggarakannya Task Force 5 dalam T20 Indonesia yang memiliki fokus pada isu ketimpangan, sumber daya manusia dan kesejahteraan. 

Dengan kolaborasi antara Task Force 5 T20 Indonesia dengan SMERU Research Institute dan didukung ADB serta Yayasan Tanoto, telah dilaksanakan knowledge sharing pada 6 September 2022 dengan judul “Memikirkan Kembali Ketimpangan, Sumber Daya Manusia, dan Kesejahteraan Pasca Pandemi Covid-19”. 

Acara ini menghadirkan 4 (empat) pembicara, yakni Kepala Kiel Institute, Pusat Penelitian Global Challenges, dan Direktur Global Solutions Initiative, Dennis Görlich sebagai panelis pertama, CEO Asakreativita dan Co-chair Task Force 5 T20, Vivi Alatas sebagai panelis kedua, Country Lead di The Global Partnership for Education (GPE), Javier Luque sebagai panelis ketiga, dan Elan Satriawan, Kepala Tim Kebijakan Sekretariat TNP2K dan Co-chair Task Force 5 T20 sebagai panelis terakhir. 

Kegiatan ini dimoderatori oleh Heni Kurniasih dari SMERU Research Institute, dan  dilaksanakan secara hybrid, dengan lokasi pelaksanaan secara luring di Bali dan pelaksanaan daring melalui Zoom Meeting Room dan live streaming Youtube SMERU Research Institute.

Gambar 2. Asep Suryahadi, Lead Co-Chair dari Task Force 5 T20 Indonesia dan Peneliti Lembaga Penelitian SMERU
dalam Knowledge Sharing Task Force 5 dari T20 Indonesia di Bali
Sumber: Dokumentasi Kegiatan
 

Sesi paralel ini dibuka dengan special note dari Asep Suryahadi selaku Lead Co-chair dari Task Force 5 T20 Indonesia dan juga merupakan bagian dari Lembaga Penelitian SMERU. Ia menegaskan bahwa menciptakan ekonomi yang inklusif dan berfokus pada manusia (people-centered) merupakan solusi yang dapat diupayakan dalam rangka menurunkan ketimpangan, mengembangkan sumber daya manusia dan meningkatkan kesejahteraan pasca Covid-19. 

Gambar 3. Dennis Görlich, Kepala Kiel Institute, Pusat Penelitian Global Challenges, dan Direktur Global Solutions Initiative
dalam Knowledge Sharing Task Force 5 dari T20 Indonesia di Bali
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

Dennis sebagai panelis pertama berbicara tentang “Tren Ketimpangan Dan Kesejahteraan Pasca Pandemi Covid-19”. Beliau menegaskan bahwa indikator kesejahteraan tidak hanya pendapatan dan kekayaan. Tetapi juga hal-hal non-material yang berdasar pada SAGE dashboard, termasuk solidaritas, agensi, dan lingkungan yang berkelanjutan. Sebagai panelis kedua, Vivi  memaparkan tentang “Sumber Daya Manusia yang Terlatih untuk Pemulihan dan Pertumbuhan yang Berkelanjutan”. Ia menekankan pada bagaimana mensinergikan kemampuan dengan teknologi. Pasca pandemi, terjadi transformasi digital yang bagi Vivi menjadi peluang sekaligus tantangan. 

Kemampuan yang menjadi kunci dalam hal ini menurut Vivi adalah kemampuan beradaptasi, mengolah data, berinteraksi dan berkomunikasi secara digital, berpikir kritis dan kreatif, serta kemampuan dalam hidup bermasyarakat termasuk bagaimana mengelola konflik. Panelis ketiga, Javier menyampaikan tentang “Percepatan Pemulihan Pendidikan untuk Mencapai Kualitas Belajar yang Inklusif”. Berbeda dengan Vivi, Javier fokus pada aspek finansial dari pendidikan. Menurut Javier, anggaran yang dikeluarkan untuk pendidikan saat ini akan meminimalisir resiko pembangunan ekonomi, keamanan pangan, perdamaian, stabilitas, perubahan iklim untuk generasi mendatang.

Gambar 4. Javier Luque, Country Lead di The Global Partnership for Education (GPE)
dalam Knowledge Sharing Task Force 5 dari T20 Indonesia di Bali
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

Sebagai panelis keempat, Elan membahas terkait “Pasca Covid-19: Menuju Perlindungan Sosial yang Lebih Responsif, Inklusif, dan Berkelanjutan”. Dalam kesempatan ini, Elan memaparkan program-program yang berorientasi pada perlindungan masyarakat agar tidak jatuh pada kemiskinan yang hadir sebagai solusi selama pandemi. Diantaranya adalah bantuan sembako, BLT Dana Desa, Program Keluarga Harapan, Program Indonesia Pintar, BBM CCT, Subsidi Listrik, Kartu Pra Kerja, Jaminan Kesehatan Nasional dan Bantuan Subsidi Upah. Anggaran program-program tersebut secara akumulatif mencapai Rp 259,89 Triliun yang maknanya merupakan 9,6% dari total pengeluaran pemerintah. Elan menekankan alokasi anggaran dana untuk perlindungan sosial secara kontinyu terus meningkat. 

 
Gambar 5. Elan Satriawan, Kepala Tim Kebijakan TNP2K
dalam Knowledge Sharing Task Force 5 dari T20 Indonesia di Bali 
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

Elan menunjukkan anggaran perlindungan sosial ini dalam kurun waktu 6 tahun terakhir telah menembus angka Rp 250 Triliun, sebelumnya hanya di bawah Rp 100 Triliun. Menurut Elan, seiring dengan konsistensi anggaran perlindungan sosial, perlu diwujudkan upaya-upaya menjangkau disabilitas dan lansia yang hingga saat ini belum terjangkau. Menurut Elan, sebagai langkah mencapai perlindungan sosial yang komprehensif, inklusif dan berkelanjutan, perlu dilakukan upaya menajamkan sasaran dengan terus melakukan pengembangan database, perluasan cakupan perlindungan sosial pada kelompok yang termarginalisasi terutama lansia, disabilitas dan pekerja informal yang rentan, membangun perlindungan sosial yang adaptif, mempromosikan mekanisme distribusi yang inklusif dan pembiayaan perlindungan sosial yang berkelanjutan. 

Bagi para pembaca yang tertarik dengan tema-tema seputar penanggulangan kemiskinan, silahkan mengunduh produk-produk pengetahuan TNP2K pada website Produk Pengetahuan TNP2K. Untuk mendapatkan perkembangan terbaru mengenai produk-produk pengetahuan TNP2K, silakan ikuti akun resmi media sosial TNP2K di Instagram: @tnp2k_official dan Twitter: @tnp2k